Pintu neraka sering dilukiskan dengan suasana api menyala yang sangat mengerikan panasnya.
Kondisi seperti itulah yang terdapat di sebuah lubang api menganga di
daratan Uzbekistan, Asia Tengah. Maka, lubang api itu pun disebut
sebagai “pintu neraka”.
Lubang api itu berukuran sekitar dua kali lapangan bola dengan
kedalaman lebih dari 30 meter. Semula ukurannya tidak sebesar itu sejak
pertama kali “pintu neraka” itu dijumpai manusia pada tahun 1975.
Awalnya ahli
geologi
menggali dengan alat berat untuk pengeboran gas alam. Anehnya, di
lokasi itu ditemukan jurang besar di bawah tanah. Saking besarnya, semua
peralatan untuk penggalian itu terperosok ke dalam.
Jurang itu dipenuhi dengan gas bumi yang beracun. Belum ada keterangan
resmi Uni Soviet kala itu terkait berapa jumlah korban tewas akibat
terkena gas beracun.
Namun, para ahli segera menyingkir dan semua peralatan yang terperosok itu ditinggal pergi.
Untuk menghindari gas beracun yang telanjur terbuka ke langit bumi itu
menyebar, para ahli memutuskan untuk membakarnya. Posisinya berada di
dekat kota kecil bernama Davaz.
Praktis sejak 1975
lubang raksasa itu menyemburkan api seperti gunung berapi dan masih tetap menyala hingga kini walau sudah 35 tahun berlalu.
Masyarakat sekitar tak ada yang berani mendekat karena pengaruh medan
panas hingga beberapa ratus meter sehingga dinamakan “pintu neraka”.
Sampai sekarang belum ada penjelasan apakah “pintu neraka” itu
ukurannya melebar atau stabil karena gas yang keluar dari perut bumi itu
langsung terbakar. Walau terkena hujan pun, apinya tidak mati.
Lubang api raksasa itu kelihatan dari kejauhan karena berada di daratan
tandus yang luas. Bila malam, tampak semakin jelas dengan sorotan
cahaya kekuningan yang bersumber dari “pintu neraka” itu.
Mirip dengan lumpur Lapindo, yang terus mengeluarkan lumpur panas
gara-gara pengeboran yang dinilai gagal sehingga menyembur ke permukaan
bumi.
Hingga kini juga belum ada ahli
geologi
yang mampu menghentikan semburan lumpur panas Lapindo. Yang bisa
dilakukan hanya membatasi agar area efek lumpur panas itu tidak terus
melebar.